Kalau ngomongin soal kesenian dan hal-hal yang berbau
kreatifitas, kota Yogyakarta seakan enggak ada habisnya. Kita semua tentu tahu,
Yogyakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang terkenal akan anak mudanya
yang kreatif dan inovatif. Dengan sangat mudahnya kita bisa menemukan
karya-karya seni di kota ini bahkan di tembok-tembok yang ada di sudut kota
Yogyakarta.
The Parade sendiri adalah event tahunan yang di gelar di Yogyakarta,
dimana berbagai macam komunitas kreatif bergabung dan berpameran bersama di
event ini.
Kebetulan pada gelaran The Parade Tahun ini, saya mendapat undangan khusus
dari teman-teman Sampoerna A dalam program #ShowYourColors untuk menikmati kota
ini bersama beberapa teman-teman blogger dari Jakarta, yaitu teman lama saya
Intan Anggita (@badutromantis), Motulz (@motulz) dan editor dari majalah NYLON
Indonesia, Alexander Kusumapraja (@Alkupra). Kebetulan saya sudah mengenal dan
pernah bertemu langsung dengan Intan dan Motulz, jadi bisa dibilang ini
adalah ajang temu kangen bersama mereka berdua. Untuk Alex sebelumnya saya sudah mengenal dia
di media sosial dan pernah berkontribusi juga untuk majalah NYLON, tetapi ini
adalah kali pertama bertemu secara langsung.
Selain menampilkan band-band indie lokal dan nasional,
gelaran The Parade kali ini yang digelar pada 10-12 April 2015 di Jogja Expo
Center (JEC) menyajikan doodling workshop selama 3 hari yang digelar di A
Create booth dan didukung penuh oleh Sampoerna AMOTION dengan mengangkat tema ‘Show
Your Colors’.
Doodling workshop yang digelar selama 3 hari ini menampilkan
pemateri yang oke punya juga, sebut saja Farid Stevy Asta (Libstud, vokalis
FSTVLST), Sari Sartje (seniman kontemporer, vokalis White Shoes and The Couples
Company) dan Motulz (fotografer, visual artist) yang kebetulan berkolaborasi
dengan teman saya Mahaputra Vito (Laurel Studio).
Di workshop hari pertama yang diisi oleh Farid, peserta
diminta menggambar apa yang pertama kali mereka liat di timeline media sosial twitter mereka. Medium yang digunakan Farid adalah kartu pos dan marker yang bewarna merah dan hitam. Salah satu ciri khas Farid
memang karya-karya yang dia hasilkan kebanyakan menggunakan 2 warna ini, yaitu
merah dan hitam.
Workshop hari kedua tidak kalah menariknya, karena Nona Sari
mengajarkan bagaimana cara menggambar dengan menggunakan tinta tiongkok. Saya
yang tidak berbakat menggambar ini cukup antusias menyimak pada workshop hari
kedua, karena menggambar menggunakan kuas dan tinta tiongkok terlihat sangatlah menarik. Salah satu hal
penting yang saya dapat di workshop hari kedua yang mengangkat tema “Sketsa
Tinta” ini adalah jangan pernah takut salah dalam menggambar atau membuat
karya. Selama ini banyak orang yang takut dalam menggambar sehingga menggunakan penghapus dan pensil, namun kali ini Sari langsung mengajarkan bagaimana
menggambar menggunakan kuas yang hasilnya memang tidak bisa dihapus. Sama
halnya dengan sidik jari, karya atau coretan yang dihasilkan antara satu orang
dengan yang lain tidak akan pernah bisa sama, dan kita harus bangga akan hal
itu, bangga akan apa yang kita kerjakan dan hasilkan, sama halnya dengan tema ‘Show
Your Colors’ yang diangkat oleh Sampoerna AMOTION.
Pada workshop hari terakhir, Motulz mengajarkan tentang
basic dalam drawing, yaitu membuat gambar kubus yang simetris hingga memenuhi
medium gambar ukuran kertas A3. Saya perhatikan peserta workshop masih cukup
kesulitan untuk memenuhi medium gambar dengan gambar kotak-kotak ini, nampaknya
ada rasa takut-takut pada mereka saat menggoreskan pena nya ke medium gambar. Motulz kemudian meminta
peserta untuk mewarnai gambar kubus yang sudah dibuat dengan 4 buah warna,
yaitu warna hitam, merah, biru dan kuning dimana warna ini menunjukkan semangat
‘Show Your Colors’ yang diangkat oleh Sampoerna AMOTION. Setelah Motulz mengisi
workshop, Mahaputra Vito mengambil alih tempat dengan memberikan workshop “ngeblat”
dan menggabungkan objek pada medium kertas dengan menggunakan sample gambar
yang diambil dari internet.
Selain seru-seruan dengan workshop dooling di A Create
booth, masih ada keseruan lain di Stadion Kridosono karena disana juga
dilakukan mural oleh para street artist Yogyakarta. Tembok stadion Kridosono
yang biasanya terlihat kumuh oleh tempelan poster dan vandalisme kali ini
terlihat penuh warna oleh mural dan graffiti.
Ada cerita lucu saat saya, Motulz, Ignes Dea (Maverick
Indonesia), mbak Kesya dan mas Kukuh (representative HM.Sampoerna) menaiki
odong-odong dari stadion Kridosono menuju ke JEC. Selepas proses mural memang
ada pawai menggunakan odong-odong dan juga delman yang berwarna-warni dari
stadion Kridosono menuju ke venue The Parade di JEC. Meskipun saya sudah
sekitar 9 tahun tinggal di Jogja, ini adalah pertama kalinya saya naik
odong-odong. Di Jogja kita bisa menemukan odong-odong berwarna-warni ini di
alun-alun Kidul (Alkid) setiap harinya. Pengalaman perdana naik odong-odong ini
menjadi sedikit menguras tenaga karena ditengah jalan odong-odong yang saya
naiki salah satunya bannya pecah dan meletus. Alhasil saya dan mas Kukuh harus
sedikit “berolahraga malam” pada malam minggu itu (11/4) untuk mencapai garis
finish di JEC.
Selain mengikuti workshop, pengunjung The Parade juga bisa melakukan kegiatan lain di A Create booth seperti body painting, colorful barbershop serta proyek do-it-yourself, dimana pengunjung dapat mewarnai dan menggambar T-shirt serta dompet kulit sesuai selera warna mereka.
Di Minggu pagi setelah menikmati sarapan di soto Kadipiro
yang cukup terkenal di Yogyakarta, Saya, Motulz, Alex dan Intan didampingi
representative dari HM.Sampoerna dan Maverick Indonesia mengunjungi jembatan
Gondolayu di Kali Code. Kali Code adalah salah satu spot di Jogja yang terkenal
karena pola hidup masyarakatnya sangat tertata dengan baik meskipun mereka
tinggal di pinggiran sungai. Masyarakat disana melakukan berbagai macam bentuk
kearifan lokal dengan menjaga kebersihan sungai dan juga lingkungan sekitarnya,
terdapat beberapa sanggar seni dan berbagai macam mural dapat dengan mudahnya
ditemukan di kampung yang berdiri disepanjang sungai Code. Dari atas jembatan
Gondolayu, kita dapat melihat bangunan berwarna warni yang cerah dan ceria,
menggambarkan semangat ‘Show Your Colors’ yang disampaikan oleh Sampoerna
AMOTION.
Akhir pekan kemarin telah menjadi salah satu momen bahagia
di hidup saya, bertemu teman-teman baru yang kreatif dan teman-teman lama seperti Motulz dan Intan, sangatlah menyenangkan! Life just once, just go ahead, enjoy your
passion and #ShowYourColors!
*Foto merupakan dokumentasi pribadi saya dan Ignes Dea
*Foto merupakan dokumentasi pribadi saya dan Ignes Dea