Interview: Etza Meisyara


Etza Meisyara adalah seorang perempuan asal kota Bandung yang sudah cukup malang melintang di dunia musik independen dan netlabel di Indonesia.Beberapa waktu lalu saya sempat menjalani interview bersama mojang Bandung yang satu ini
Hai Etza, sedang sibuk apa nih akhir-akhir ini?
Halo!  Sekarang ini saya sedang sibuk bereksplorasi musik dan sound art. Kedua hal itu yang sedang menjadi fokus utama saya dalam berkarya. Saya baru saja lulus dari seni rupa ITB bulan Oktober 2013. Komitmen saya sekarang ini adalah menggarap karya dengan eksplorasi yang lebih. Insyaallah setelah itu saya akan melakukan program Artist in Residence yang mulai saya apply ke beberapa Negara. Tujuan nya adalah membuka diri saya akan kemungkinan kemungkinan dalam berkarya, baik dalam bidang seni musik maupun seni rupa
Gimana dengan proyek-proyek musik kamu, apakah saat ini sedang mengerjakan proyek musik yang baru? 
Saya sedang menggarap karya musik dengan bentuk yang cukup berbeda dari sebelum nya. Project awal yang saya lakukan sebelum nya mungkin lebih fokus kepada musik postrock, ambient dan juga shoegaze. Tapi untuk kali ini saya lebih eksplorasi di dalam musik electronic dengan beat yang cenderung glitch/trip hop, tapi dengan komposisi musik yang psychedelic dan experimental namun tetap tidak menghilangkan unsur ambient pada musiknya. Pada dasarnya proyek ini lebih experimental secara proses penciptaannya, tapi digarap secara lebih profesional dalam presentasinya. Saya rasa proyek ini digarap secara lebih spesifik, mulai dari alat alat musiknya, stompbox yang dipakai, tools electronic yang dimainkan dan juga musisi yang turut serta dalam proyek ini. Disini  saya membentuk musik bersama seorang gitaris rock psychedelic bernama Adityo Saputro yang sebelumnya dikenal dalam band indie “Fa’al”. Album fisik sebenarnya sudah dikeluarkan secara limited dan disebarkan di Singapore saat kami mendapat kesempatan bermain musik dalam event musik experimental “Terra Clout Union” di Alliwal Street. Insyaallah jika proses nya tidak menemukan kendala, album penuh dalam bentuk kaset dan CD akan segera dikeluarkan dalam waktu dekat ini
Sebelum lebih jauh, bisa kamu jelasin siapa sih Etza Meisyara ini? 
I’m a geminian which totaly interest in between music and fine art. Saya bermain musik dimulai dari SD, dimana saya mulai belajar gitar sendiri dengan selalu saya membawa ke ruang kelas SD. Sampai akhirnya mulai belajar gitar klasik selama 2 bulan. Tapi karena saya cenderung cepat bosan dan senang mencari hal baru, kemudian saya belajar biola ketika SMP secara privat. Setelah itu saya belajar drum di sebuah rumah musik milik almarhum Harry Roesli. Setelah lulus SMP kemudian saya mulai membuat proyek musik, dimana saya yang bermain drum. Setelah itu barulah saya membentuk proyek duo dengan bermain synth dan gitar. Lulus SMA kemudian saya membentuk band beraliran Swing dengan bermain bass. Setelah kuliah di Seni Rupa ITB barulah saya serius dalam membuat karya musik. Sampai akhirnya saya masuk jurusan Intermedia New Media Art yang membuat pengetahuan saya tentang sound lebih terbuka. Sampai saat ini saya terus bereksplorasi tentang kemungkinan baru antara music, sound dan visual
Kenapa pada akhirnya kamu  memutuskan untuk menjadi musisi kamar / solo, tidak  membentuk sebuah band yang tetap seperti kebanyakan musisi yang lain?
Sebetulnya project saya kali ini bukan sepenuh nya sebuah solo project. Saya bersama teman saya mengembangkan proyek ini bersama. Dalam hal song writing, musik directing dan proses mixing saya yang mengambil peran. Sampai ketika materi sudah dibuat barulah gitaris saya memasukan sound effect pada gitar
Menurut saya pilihan saya untuk membuat proyek semacam ini disebabkan karena kami bisa banyak melakukan eksplorasi. Bukan hanya dalam pakem musik secara general, tapi lebih ke dalam bentuk yang esensial, yaitu eksplorasi dalam sound itu sendiri. Namun tetap bisa dinikmati secara musikal. Dengan cara bermusik seperti ini yang saya mengharapkan dapat menemukan kemungkinan kemungkinan baru dalam berkarya
Menurut kamu, dengan adanya netlabel apakah cukup membantu  dan efisien dalam proses distribusi karya musisi independen?
Menurut saya netlabel sangat membantu dalam distribusi karya para musisi. Karena saat ini media online begitu cepat dalam memberikan informasi informasi baru. Informasi akan dengan sangat mudah sampai, bukan hanya dalam skala nasional namun dalam skala internasional. Begitu pula dalam distribusi sebuah karya digital seperti musik. Untuk dikenal secara global bukan jadi hal yang tidak mungkin di zaman sekarang ini. Netlabel bagi saya bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengembangkan karier para musisi
Bisa diceritain rencana kedepan kamu?
Next plan for me is berkarya terus, eksplorasi terus. Saya berencana untuk mengikuti Artist in Resindence di beberapa negara. Salah satu yang udah mulai saya apply adalah negara Iceland. Saya berharap bisa lolos. Saya baru lulus kuliah di tahun 2013. Planning saya di 2014 ini, saya mau cari banyak experience ke beberapa tempat. Saya mau mengerjakan apa yang benar benar saya suka, namun juga penting bukan hanya untuk diri sendiri nantinya. Antara bermusik dan berkarya seni rupa akan saya jalanin berbarengan. Next plan for me is doing what i can do at the present
Pertanyaan terakhir, ada pesan buat para musisi independen Indonesia?
Terus eksplorasi dan cari kemungkinan kemungkinan baru dalam berkarya. Bikin sesuatu yang unik dan berbeda. Menurut saya karakter itu hal yang penting untuk setiap musisi. Bahkan karakter itu penting untuk diri sendiri. Karya kita ingin dikenang orang seperti apa. Itu kenapa saya selalu menganggap The Beatles sebagai influence terbesar. Siapa sangka musik rock and roll seperti Twist and Shot, Love me do, dapat berkembang menjadi  I’m The Walrus, Strawberry fields forever, Because, Sun King, dll. Menurut saya yang akhirnya penting adalah eksplorasi dan membuka kemungkinan kemungkinan baru. Bagaimana kita dapat merespon perkembangan zaman yang ada dengan menghasilkan sesuatu yang baru. Karena hal kecil yang kadang ga disangka lah yang selalu bisa merubah dunia secara global. Saya belum bisa menyebutkan bahwa apa yang saya lakukan sudah menemukan pencapaian, tapi justru apa yang saya lakukan sekarang secara terus menerus ini lah yang saya yakini akan memiliki dampak secara konkrit. Namun setidak nya yang saya lakukan saat ini berdampak dalam pemenuhan diri saya sendiri secara spiritual

This entry was posted on July 3, 2014 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply