Soundrenaline Blogwalking Tour 2014: Surabaya!


Minggu lalu saya mendapat kontak dari Maverick Indonesia untuk mengikuti Blogwalking Tour Soundrenaline 2014 di Surabaya pada 9-11 Mei 2014. Saya datang  kepagian saat akan check in di bandara Adisucipto, dan sesampai di bandara ternyata tiket pesawat saya sudah di check in kan oleh Mesthi, wartawan harian Kedaulatan Rakyat yang juga satu pesawat dengan saya dengan tujuan yang sama, hanya saja dia memang mendapat tugas untuk melakukan peliputan festival musik tersebut. Sekitar pukul 9 pagi kami terbang menuju Surabaya menggunakan pesawat Wings Air, seharusnya maskapai Garuda Indonesia yang akan kami naiki, sayangnya engga ada jalur penerbangan dari Jogja – Surabaya di maskapai tersebut, kami harus transit di Jakarta / Bali terlebih dahulu, jadi Wings Air lah yang dijadikan pilihan. Saya satu pesawat juga dengan rombongan Shaggy Dog yang juga akan perform di Soundrenaline kali ini.

Sekitar pukul 10 pagi saya sampai Surabaya dan dijemput oleh Fikar, salah satu PIC dari Maverick dan langsung meluncur ke rumah makan Bu Rudi sembari menunggu rombongan blogger lain dari Jakarta yang baru berangkat pukul 10 pagi dari Soekarno-Hatta, Jakarta. Surabaya benar-benar membuat saya mandi sauna, terlebih sekitar 2 jam masih harus menunggu teman-teman dari Jakarta sampai di warung Bu Rudi. Warung ini sangat ramai, saya dulu pernah kesini juga bersama keluarga dan warung ini memang terkenal dengan sambalnya yang diberi nama Sambal Bu Rudi. Setelah ngobrol-ngobrol dengan Fikar, ternyata dia berasal dari kota Malang juga, obrolan kami berdua menjadi sedikit cair setelah mengetahui kalau kami ternyata berasal dari kota yang sama.

Sekitar pukul 1 siang rombongan dari Jakarta sampai di warung Bu Rudi, ada Motulz, Agung Hartamurti dan Dimas Ario. Masih ada 1 orang lagi yang seharusnya bergabung, tetapi Iman Fattah baru esok harinya akan datang menyusul ke Surabaya. Pendamping tim rewo ini adalah mbak-mbak asal Semarang yang kuliah di Bandung dan sekarang bekerja di Maverick Jakarta dan sekilas mirip dengan gebetan saya jaman SMP , sebut saja dia Meta. Tidak banyak basa basi, sekitar jam 2 siang kami berlima meluncur ke House of Sampoerna, sebuah museum yang menceritakan sejarah dari perusahaan rokok Sampoerna dan Dji Sam Soe.



Aroma tembakau sangat menyengat di dalam museum ini, dengan ditemani seorang tour guide, kami dijelaskan tentang asal muasal terciptanya rokok Dji Sam Soe. Yang menarik disini adalah kami ditunjukkan video tentang proses melinting tembakau dan proses packagingnya, benar-benar gila menurut saya ketika seorang buruh linting harus bisa menyelesaikan sekitar 150 bungkus rokok dalam waktu kurang dari satu jam saja. Rata-rata buruh yang dipekerjakan di perusahaan ini sudah memiliki pengalaman diatas 5 tahun.


Motulz adalah orang yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap heritage, sepanjang perjalanan tidak hentinya dia bercerita tentang gedung-gedung dan bangunan bersejarah di kota ini. Meskipun orang tua saya adalah dosen dan guru Sejarah Indonesia, saya sendiri malah kurang memiliki banyak pengetahuan dibanding si Motulz ini, jadi lebih banyak saya menjadi seorang pendengar yang baik sembari pengamati bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda yang memang masih banyak berdiri di Surabaya dari dalam mobil.
Sebelum check in di Somerset Hotel, kami sempatkan mampir sebentar untuk menikmati ice cream di Zangrandi Ice Cream. Tempat ini mengingatkan kami akan Ragusa di Jakarta dan Toko Oen di Malang. Arsitektur gaya Belanda dengan sajian ice cream ala tempo dulu (sepertinya sih begitu) semakin membuat kami berlima semangat untuk menjajal menu yang disajikan ditempat ini. Sayangnya ice cream nya sangat cepat mencair, kami pun harus segera menghabiskannya dalam waktu kurang dari 10 menit saja. Sedih juga menikmati ice cream dengan sangat terburu-buru seperti ini.

Setelah check in dan beristirahat sejenak di Somerset Hotel, kami pun meluncur ke “Duck Hand Wood” atau warung Bebek Kayu Tangan untuk makan malam bersama seluruh team dari Maverick Indonesia dan Sampoerna A yang datang ke Surabaya. Bebek goreng yang saya pesan cukup lunak dagingnya, dan rasa rempah-rempah dari bumbu yang digunakan cukup berasa di lidah saya. Setelah makan malam, Saya, Dimas dan Agung berpisah dengan Motulz dan rekan-rekan yang lain karena memilih untuk beristirahat di hotel. Kami bertiga melanjutkan perjalanan untuk menemui teman dari Jakarta di Artotel Hotel dan singgah di SUTOS sejenak untuk melihat persiapan dari event Sunday Market yang digelar disana selama 2 hari kedepan. Sebelum kembali ke hotel, kami bertiga dan 2 orang lagi dari Irockumentary Surabaya mampir sejenak di salah satu beer house yang sayangnya saya lupa apa nama tempatnya, kayaknya sih ini semacam salah satu spot anak gaul Surabaya, banyak hipster di tempat ini.

Esok paginya saat saya menuju ruang breakfast bareng Putra, fotografer Rolling Stone Indonesia dari kota Malang yang sekamar dengan saya, saya kaget setengah mati saat memasuki ruangan tersebut. Saya bertemu seorang teman lama yang bisa dibilang dia adalah sahabat saya jaman SMA yang sudah putus kontak, karena memang cewek ini hobi banget berganti-ganti nomor handphone. Debrina, teman lama saya ini ternyata saat ini menjadi promotions dari band GIGI, dia  ternyata juga menjadi manager dari band Jakarta Stereocase. Banyak hal yang kami bicarakan seperti obrolan tentang masa lalu dan kesibukan kami saat ini.

Sekitar jam 10 pagi saya lanjut bersama geng rewo dan Meta ke Museum Kapal Selam, Putra meneruskan perjalanannya sendiri langsung ke venue Soundrenaline untuk bertemu jurnalis Rolling Stone yang sudah menunggu disana. Kapal selam ini dibuat oleh Rusia dan mulai beroperasi sekitar tahun 1960 an, sedikit disayangkan tidak ada tour guide di museum ini, sehingga kami tidak tau banyak tentang sejarah dan latar belakang dari kapal selam ini.



Sebelum ke Lenmarc Park untuk mengikuti gelaran Soundrenaline kami mengisi perut terlebih dahulu di warung Rawon Setan. Emang iya setan bener deh ini rawon, ada sekilo sendiri kali ini daging seporsinya! Ceteluk Meta yang makan disebelah saya. Entah kenapa juga warung ini dinamai warung setan, mungkin karena dekat dengan gedung setan, gedung jaman Belanda yang sekarang digunakan menjadi salah satu outlet jam tangan SEIKO dan ALBA di Surabaya yang konon katanya adalah gedung pertemuan untuk rapat Freemason di kota ini.




Sekitar pukul setengah 2 pagi Soundrenaline Surabaya selesai, kami pun langsung balik ke hotel Somerset untuk beristirahat, karena travel saya ke kota Malang datangnya jam 8 pagi jadi saya engga punya banyak waktu untuk beristirahat, sedangkan teman-teman yang lain baru akan balik ke Jakarta sekitar pukul 11 siang.

Perjalanan seru dan menyenangkan karena saya akhirnya bertemu kawan lama yang tidak saya duga akan bertemu di event Soundrenaline ini, terimakasih Maverick Indonesia, terimakasih Sampoerna A J

#GoAheadChoice




This entry was posted on May 13, 2014 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply