Ketika Pandangan Saya Berubah Dalam Secangkir Kopi



Saya bukan seorang coffee addict, saya hanya suka menikmati kopi disaat-saat tertentu saja. Kopi instant masih menjadi pilihan saya selama ini karena harganya yang terjangkau dan cara penyajiannya yang mudah, karena memang saya tidak punya mesin pembuat kopi sendiri. Namun pandangan saya tentang cara menikmati secangkir kopi mendadak berubah setelah datang berkunjung ke Klinik Kopi.

Saya penasaran dengan suatu tempat di jalan Affandi Yogyakarta yang bernama Klinik Kopi setelah seorang teman menulis review tentang tempat itu di internet. Ditempat ini kita bisa memilih beragam jenis kopi yang ada di Indonesia dan oleh mas Pepeng (founder Klinik Kopi) kita akan dijelaskan bagaimana cara menikmati kopi yang baik, jenis-jenis kopi yang ada dan cara pembuatan kopi sampai tahap siap untuk disajikan.

Saat datang kesana untuk pertama kalinya, saya dan Daphne sempat bingung karena pikiran awal kami tempat ini seperti coffee shop pada umumnya, tetapi ternyata tidak. Bangunan seperti aula 2 tingkat dengan halaman yang sangat luas dengan pepohonan jati yang rimbun ditambah suara-suara hewan antah berantah yang ternyata memang dipelihara disana seakan merubah stigma kami bahwa sebenarnya sedang berada di tengah Yogyakarta yang sudah mulai carut-marut ini, tetapi suasana yang dibangun disana seakan membawa kami ke alam pegunungan dengan pepohonan jati yang rindang.

Setelah dijelaskan tentang karakter dari masing-masing kopi dan memilih jenis kopi mana yang ingin saya minum, selagi menunggu kopi yang saya pilih disajikan oleh mas Pepeng, sempat terbesit dikepala saya "wah ini pasti tarifnya bakal mahal", ya karena setau saya secangkir kopi asli yang di brewing langsung dari bijinya di coffe shop memang cukup mahal harganya, apalagi di tempat ini kita hampir bisa menjumpai semua jenis biji kopi yang ada di Indonesia dan bebas memilih untuk menikmatinya. Cara menikmati kopinya pun unik, saya dan Daphne ditanya kopi instant apa yang biasa kami minum, setelah menyebutkan 2 merk kopi instant ternama mas Pepeng pun menyeduhkan kopi tersebut dan meminta kami untuk mencium aromanya, tidak untuk meminumnya. Ini adalah moment dimana persepsi saya berubah tentang cara menikmati secangkir kopi selama ini. Kopi instant lebih tepatnya.

Dengan membandingkan aroma dari kopi yang asli dan kopi instant, seketika muncul di kepala saya tentang kengerian akan bahan-bahan kimia yang saya konsumsi selama ini saat menikmati secangkir kopi instant. Saya susah menjelaskan aroma seperti apa yang dimaksud disini, yang jelas saya sangat menikmati aroma dari kopi yang asli, dan rasa yang diberikan juga jelas sangat berbeda dengan kopi instant. Ditempat ini juga tidak disediakan gula, jika tidak tahan pait disediakan susu disana, dan beberapa camilan seperti pisang dan singkong goreng.

Buat kalian yang suka minum kopi tapi masih terjebak dengan kopi instant, saya sarankan untuk coba datang ke Klinik Kopi, harga yang ditawarkan untuk secangkir kopi ternyata juga sangat terjangkau hanya 10.000 rupiah saja, selain itu kita juga mendapat edukasi tentang bagaimana cara menikmati kopi yang baik.


This entry was posted on December 28, 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply