Kritik Lewat Lagu dan Seni Rupa


KRITIK seniman terhadap kebijakan pemkot dan penangkapan rekan pekerja seni beberapa waktu lalu masih terus bergulir melalui 'Festival Seni MencariHaryadi'. Kali ini, kritik disampaikan melalui Lelagu #4 'Ode Buat Kota', di Kedai Kebun Forum, Jumat (11/10/2013).
Acara dalam kemasan kolaborasi pentas musik akustik dan seni rupa ini menghadirkan band Dom 65, Realino Resort, Lampukota dan Slipping Pills. Sedangkan perupa yang ambil bagian yaitu, R.A.D, Hendra 'Blangkon', Priyadhani, Rudy Lampung, Alfonsus Lisnanto.
"Lelagu biasanya diselenggarakan sebulan sekali. Tapi kali ini, Lelagu dihadirkan karena merespon 'Festival Seni MencariHaryadi'. Sedangkan 'Ode Buat Kota' merupakan cara untuk menyikapi sikap walikota. Kami hanya ingin menyampaikan kritik lewat lagu dan seni rupa," ungkap founder Lelagu, Komang Adhyatma.
Diungkapkan, kota Yogya seharusnya lebih banyak ruang publik, seperti taman kota atau gedung kesenian. Bukan pembangunan hotel dan mall. "Toh Yogya sudah macet, dan beliau (Haryadi Suyuti.red) belum menemukan solusinya. Jangan sampai Yogya seperti Jakarta. Apalagi saat ini akan ada sekitar 70 pembangunan hotel," jelas pria yang juga founder radio online kanaltigapuluh. (Mez)
*Tulisan ini dimuat di harian Kedaulatan Rakyat yang terbit tanggal 12 Oktober 2013

This entry was posted on October 12, 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

One Response to “ Kritik Lewat Lagu dan Seni Rupa ”