Lokananta dan Para Sahabatnya

Malam ini tangan saya kembali gatal buat nulis disini setelah menonton sebuah tayangan musik dan sedikit documentary tentang Lokananta di salah satu stasiun televisi swasta. Lokananta, ya, sebuah studio rekaman paling bersejarah di Indonesia yang saat ini sedang  dibicarakan oleh  banyak pihak.

Saya engga akan berpanjang lebar menjelaskan apa itu Lokananta, kalian bisa baca sendiri disini atau simak saja tagar #SahabatLokananta di jejaring sosial twitter.


Saya lebih membahas tentang para 'sahabat' di balik Lokananta itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri kamu  bisa menonton acara musik di Indosiar malam hari ini  (2 Desember 2012) adalah berkat seseorang yang bernama Intan Anggita dan dibantu oleh banyak pihak lain tentunya, seorang teman saya dari Bandung yang sangat aware dengan musik di Indonesia dan lebih banyak di kenal di sosial media twitter dengan id @Badutromantis.

Lho? terus apa hubungan nya semua ini dengan dia? Dia adalah pencetus dari  Sahabat Lokananta, sebuah komunitas yang aware terhadap nasib dari Lokananta sendiri. Seingat saya sudah ada 17 kota yang menjadi perwakilan dari Sahabat Lokananta ini, dan di masing-masing kota nya melakukan movement mereka sendiri-sendiri yang pada inti nya ingin menyelamatkan Lokananta. Menyelamat kan dari apa? Kok sampai seorang Glen Fredly mau-mau nya menjadi salah satu brand ambassador dari gerakan ini? Kamu bisa simak di tautan yang sudah saya lampirkan diatas.

Jakarta adalah tempat pertama kali nya saya bertemu secara fisik dengan Intan, bukan pertemuan yang penting karena hanya semacam sambil lalu saja. Kebetulan ada acara #AMN dari Deathrockstar, tempat saya berkontribusi dalam bidang musik jurnalistik selama ini, dan dia pun ternyata datang ke acara tersebut.

Obrolan yang lebih khusyuk terjadi di Jogja, akhir bulan November lalu. Kebetulan media saya (KANALTIGAPULUH) menjadi salah satu media partner dari acara Sahabat Lokananta di Jogja, yaitu sebuah acara diskusi dan live musik sederhana bersama Intan (pencetus gerakan Sahabat Lokananta), Bapak Andi (pihak Lokananta) dan Richo (Sahabat Lokananta dari Jakarta).

Seperti tertulis di judul tulisan ini, saya tidak akan membahas hasil  diskusi dari acara tersebut dan obrolan singkat saya dengan Intan selepas acara di angkringan tugu, itu akan saya tulis di artikel terpisah dan dengan bahasa yang lebih serius tentu nya.

Salah satu yang saya salut dengan semua ini, adalah masih mau dan ada  nya anak muda untuk bergerak melakukan sesuatu tanpa adanya timbal baik berupa materi atau apapun itu  untuk orang lain di jaman seperti sekarang ini. Saya juga sempat mendengar obrolan nyinyir dan miring tentang semua ini, itu engga masalah. Sekarang sudah jaman reformasi semua orang bebas berbicara dan berekspresi, asal juga harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dilakukan nya tentu nya, bukan hanya asal bicara yang ujung-ujung nya malah bikin diri sendiri nampak bodoh di depan orang lain.

Melakukan sesuatu dengan swadaya dan kolektif  memang bukan perkara mudah, tapi saya salut dengan orang-orang yang masih berjuang dengan cara seperti itu. Semoga kamu yang saat ini tergabung dalam gerakan ini, benar-benar dari dalam diri sendiri bukan sekedar ingin mencari nama atau mengantongi kepentingan lain yang saya juga yakin banyak orang di luar sana yang memiliki kepentingan pribadi dalam membantu menyelamatkan Lokananta saat ini. Mungkin untuk saat ini apa yang kamu lakukan seperti buang-buang waktu saja, tapi coba lihat untuk kurun waktu minimal 10 tahun kedepan, jika mimpi tentang Lokananta ini terwujud, generasi di bawah kita lah yang bakal merasakan semua nya. Indonesia bakal memiliki Musium Musik Nasional, pernahkan kamu memikirkan tentang hal itu? Siapa tau 20 tahun kedepan rilisan fisik dari band kamu bisa terpajang dengan manis nya di salah satu slot dari Musium Lokananta, keren kan?













This entry was posted on December 2, 2012 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply